SIRBAGOOOS

Selamat datang di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibiin

Jumat, 10 Maret 2017

PONDOK PESANTREN SIRROJUT THOLIBIIN

Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan
. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudain dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel- salah seorang pengkaji ke-Islaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.

Pondok Pesantren Sirojuth Tholibiin (PPST) menganut sistem pendidikan terintegrasi yang merupakan perpaduan dari sistem salaf (tradisional) dan modern. Hal ini tak lepas dari kultur pesantren yang terkenal dengan prinsip المحافظة علي القديم الصالح والأخد علي الجديد الأصلح (memelihara nilai lama yang baik, dan mengadopsi nilai baru yang lebih baik). Tidak hanya itu, PPST juga mengadopsi sejumlah pola pendidikan yang ada di luar negeri. Seperti kajian kitab kuning yang tidak hanya terfokus pada disiplin ilmu fiqh, nahwu/sharaf, dan ilmu kalam. Tapi juga meningkatkan intensitas kajian tafsir dan hadits dan perangkatnya (ilmu hadits, ushul fiqh, ilmu tafsir, dll).
Pengajian kitab kuning alias kitab klasik menjadi ciri khas Pondok Pesantren Sirojuth Tholibiin (PPST). Santri yang sudah lulus Wustho II, apalagi Ulya III, hampir dapat dipastikan mampu membaca kitab kuning. Pengajian kitab kuning dilakukan dengan dua cara. Yaitu, (a) dengan sistem sorogan atau wetonan/bandongan dan (b) sistem klasikal di madrasah diniyah (madin).