SIRBAGOOOS

Selamat datang di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibiin

Senin, 29 Oktober 2012

Dapur Pesantren

       Dapur pesantren, Marilah sejenak kita renungkan apa yang tersirat apabila anda mendengar kata ini... kalimat ini sering kali terabaikan baik dikalangan santri sendiri lebih-lebih diluar pesantren. Padahal ditempat inilah banyak produk-produk kiyai ustadh tokoh-tokoh penting yang menduduki kursi pemerintahan saat ini banyak dicetak dari dapur pesantren ini. Panci yang berserakan periuk, wajan, kayu bakar dan biasanya sampai celana dalampun kadang sampai juga ke dapur pesantren ini. Diera Modern seperti sekarang pesantren-pesantren di Indonesia baik yang berbaground pesantren modern maupun salafi saat ini banyak yang memberlakukan sistem catring atau nasi bungkus atau yang lainnya. Banyaknya kegiatan yang diterapkan di lembaga ini menjadikan alasan utama yang menyebabkan kurangnya waktu untuk menjenguk tempat atau dapur santri. Contohnya saja di pesantren salafiyah asuhan al karim ibnal karim KH. Harun Syafi'i ini, dalam sehari semalam hampir tidak ada waktu senggang bagi santri untuk memasak sendiri di dapur. Mulai bangun tidur kegiatan-kegiatan wajib seperti sorogan, pendidikan formal, madrasah diniyah dilanjutkan setelah asar ada pengajian kitab kuning ba'da maghrib semaan al-qur'an belum lagi setelah isyak ada sawir pengajian kitab sampai terakhir pengjian kitab Ihya' Ulumudin selesai jam 12.00 malam. Meski demikian padat kegiatan yang ada di pondok namun tidak akan menjadi halangan untuk makan tentunya, akan tetapi untuk memasak sendiri banyak halangan. interval jarak waktu kegiatan satu dengan satunya tidaklah terlalu cukup untuk memasak. Apalagi memasak sedangkan jam mandi santri sendiri sangat terbatas. Istirahat siang tidak ada. 
          Dengan banyaknya problema-problema yang ada di tiap-tiap pesantren mengharuskan para santri untuk memilih kantin atau sistem chatring guna memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari demi keberlangsungan hidup untuk menuntut ilmu di pesantren. Al hasil sebenarnya kalau mau jujur sistem yang diterapkan dipsantren-pesantren sendiri bertolak belakang dengan konsep ta'limul muta'alim seperti yang tertera dalam kitab karya syeh Az Zarnuji tersebut. Mungkin saja salah satu penyebab berkurangnya nilai kekeramatan pesantren adalah disebabkan hal tersebut. Akan tetapi semua itu tergantung pada individu masing-masing.